Apa itu Management Information System...?
Beberapa pengertian menurut para ahli...!
Menurut Jogiyanto Hartono (2000:700) pengertian sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengolah dan mengumpulkan data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen didalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.
Menurut Leonardo Hasahatan Siregar pengertian sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem terstruktur yang digunakan untuk mengelola data secara komputerisasi. Didalam sistem informasi manajemen terdapat beberapa fungsi yang dibutuhkan yaitu pencarian pemuktahiran presentasi data dan penyimpanan data. Dengan demikian sistem informasi manajemen dapat digunakan untuk mempermudah penyusunan informasi manajemen (misal sekolah-sekolah) agar terstruktur dengan baik.
Menurut Gordon B. Davis pengertian sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang terintegrasi antara manusia dan mesin yang dapat menghasilkan informasi sedemikian rupa guna menunjang jalannya operasi, jalannya manajemen dan fungsi pengambilan keputusan pada suatu organisasi.
Jadi bisa disimpulkan bahwa Management Information System adalah sekumpulan informasi yang dapat diolah dalam suatu organisasi yang bisa di gunakan dalam megambil sebuah keputusan di dalam organisasi. Juga dapat menunjang jalannya suatu organisasi dalam pengumpulan data yang dapat mempermudah jalannya urusan-urusan organisasi tersebut
Sejarah DDS ( Decision Support System )
Sistem pendukung keputusan berkembang dimulai pada sekitar 1965. Beberapa seksi selanjutnya bergerak dari sekitar 1965 sampai pertengahan 1990-an. Benang DSS terkait dengan model berorientasi DSS, sistem pakar, analisis multidimensi, alat query dan pelaporan, OLAP, Business Intelligence, DSS Group, dan Sistem Informasi Eksekutif.
Sejarah dds dibagi memjadi beberapa sub bagian
Awal tahun
Sebelum 1965, itu sangat mahal untuk membangun skala besar sistem informasi. Pada sekitar waktu ini, pengembangan dari IBM System 360 dan sistem mainframe lebih kuat membuatnya lebih praktis dan hemat biaya untuk mengembangkan Sistem Informasi Manajemen (MIS) di perusahaan besar (cf., Davis, 1974). MIS fokus pada penyediaan manajer dengan terstruktur, laporan berkala. Banyak dari informasi itu dari sistem akuntansi dan transaksi.
Pada akhir 1960-an, jenis baru dari sistem informasi menjadi praktis - Model berorientasi DSS atau sistem manajemen keputusan. Dua pionir DSS, Petrus Stabell Keen dan Charles, mengklaim konsep pendukung keputusan berevolusi dari "studi teoritis pengambilan keputusan organisasi dilakukan di Institut Teknologi Carnegie selama akhir 1950-an dan 60-an awal dan pekerjaan teknis pada sistem komputer interaktif, terutama dilakukan di Institut Teknologi Massachusetts pada tahun 1960 (Morton Keen dan Scott, 1978 pengantar) "Beberapa informasi historis tentang proyek MIT pada sistem komputer interaktif (Proyek MAC) adalah pada. multicians.org .
Menurut Sprague dan Watson (1979), sekitar tahun 1970 jurnal bisnis mulai menerbitkan artikel pada sistem keputusan manajemen, sistem perencanaan strategis dan sistem pendukung keputusan. Scott Morton dan rekan menerbitkan sejumlah artikel pendukung keputusan pada tahun 1968. Pada tahun 1969, Ferguson dan Jones membahas sistem pengambilan keputusan komputer dibantu dalam jurnal Ilmu Manajemen, Dalam 1966-67 Scott Morton telah mempelajari bagaimana komputer dan model analisis dapat membantu manajer membuat suatu keputusan kunci
Pengembangan Teori
Pada akhir 1970-an, baik teori praktek dan isu-isu yang berkaitan dengan DSS yang dibahas pada konferensi akademis termasuk Institut Amerika untuk pertemuan Keputusan Sciences dan ACM Konferensi SIGBDP pada Sistem Pendukung Keputusan di San Jose, CA pada bulan Januari 1977. Konferensi Internasional pertama mengenai Sistem Pendukung Keputusan diadakan di Atlanta, Georgia pada tahun 1981, Pada tahun 1980, Steven Alter diterbitkan MIT nya hasil disertasi doktor dalam sebuah buku berjudul berpengaruh Sistem Pendukung Keputusan: Praktek Lancar dan Tantangan Melanjutkan. Alter penelitian dan makalah (1975; 1977) memperluas kerangka kerja bagi pemikiran kita tentang DSS manajemen
Pada tahun 1979, John Rockart dari Harvard Business School menerbitkan sebuah artikel ground breaking dalam Harvard Business Review yang menyebabkan pengembangan sistem informasi eksekutif (EISs) atau sistem pendukung eksekutif (ESS).
Bonczek, Holsapple dan Whinston (1981) menciptakan sebuah kerangka teoritis untuk memahami isu yang terkait dengan merancang berorientasi pengetahuan Sistem Pendukung Keputusan. Buku mereka menunjukkan bagaimana Kecerdasan Buatan dan Sistem Pakar teknologi yang relevan dengan DSS berkembang.
Memperluas Kerangka
Pada akhir 1970-an, sejumlah peneliti dan perusahaan telah mengembangkan sistem informasi interaktif yang menggunakan data dan model untuk membantu manajer menganalisis masalah semi-terstruktur. Sistem ini beragam semua yang disebut Decision Support Systems. Dari hari-hari awal, hal itu diakui bahwa DSS dapat dirancang untuk mendukung pengambil keputusan di setiap tingkat dalam sebuah organisasi. DSS dapat mendukung operasi, manajemen keuangan dan pengambilan keputusan strategis. DSS bisa menggunakan data spasial dalam sistem seperti Geodata Analisis dan Sistem Tampilan (GADS) (lih., Grace, 1976), data multidimensi terstruktur dan tidak terstruktur dokumen (lih., Swanson dan Culnan, 1978). Berbagai model yang digunakan dalam DSS termasuk optimasi dan simulasi. Juga, paket statistik yang diakui sebagai alat untuk membangun DSS. Kecerdasan Buatan peneliti mulai bekerja pada manajemen dan sistem bisnis ahli di awal 1980-an.
Sistem perencanaan keuangan menjadi alat keputusan yang populer, dukungan idenya adalah untuk menciptakan sebuah "bahasa" yang akan "memungkinkan eksekutif untuk membangun model tanpa perantara (Gray, 1987, hal 3)". Sebuah sistem perencanaan keuangan yang populer disebut IFPS, akronim untuk sistem perencanaan keuangan interaktif, pada awalnya dikembangkan di tahun 1970-an oleh Gerald R. Wagner dan murid-muridnya di University of Texas. Perusahaan Wagner, EXECUCOM Sistem, dipasarkan IFPS sampai pertengahan tahun 1990.
Sistem Informasi Eksekutif (EIS) berevolusi dari model-driven single user sistem Pendukung Keputusan dan ditingkatkan produk database relasional. EIS pertama kali digunakan pra-didefinisikan layar informasi dan dipertahankan oleh para analis untuk eksekutif senior. Sebagai contoh, pada musim gugur tahun 1978, pengembangan EIS yang disebut Manajemen Informasi dan Pendukung Keputusan (MIDS) sistem mulai di Lockheed-Georgia (lih., Houdeshel dan Watson, 1987). Dimulai pada sekitar tahun 1990, data warehousing dan On-Line Analytical Processing (OLAP) mulai memperluas bidang EIS dan mendefinisikan kategori yang lebih luas Data-Driven DSS (lih., Dhar dan Stein, 1997). Nigel Pendse (1997) mengklaim produk Sistem Informasi Eksekutif pertama Command Center Software pilot. Dia mencatat baik analisis multidimensi dan OLAP memiliki asal-usul dalam bahasa pemrograman APL dan dalam sistem seperti Express dan Comshare System Nigel W.
Pergeseran Teknologi
Dimulai pada sekitar tahun 1990, Bill dan Ralph Kimball Inmon DSS aktif dipromosikan dibangun menggunakan teknologi database relasional. Bagi praktisi banyak MIS, DSS dibangun menggunakan Oracle atau DB2 adalah sistem dukungan hanya keputusan mereka terkena dalam literatur komputer populer. Model-driven DSS adalah dalam domain riset operasi dan bukan bagian dari Sistem Informasi. Ralph Kimball "The Doctor DSS" dan Bill Inmon adalah "ayah dari gudang data". Inmon didefinisikan sistem pendukung keputusan (DSS) sebagai "sebuah sistem yang digunakan untuk mendukung keputusan manajerial DSS Biasanya melibatkan analisis unit banyak data dalam mode heuristik.. Sebagai aturan, pengolahan DSS tidak melibatkan pembaruan data.
Pada awal 1990-an, pergeseran teknologi besar terjadi dari mainframe berbasis DSS untuk klien / server berbasis DSS. Beberapa desktop OLAP alat diperkenalkan selama periode ini. Pada 1992-93, beberapa vendor mulai merekomendasikan teknologi berorientasi obyek untuk membangun "dapat digunakan kembali" kemampuan pendukung keputusan. Pada tahun 1994, banyak perusahaan mulai untuk meng-upgrade infrastruktur jaringan mereka. Vendor DBMS "diakui yang mendukung keputusan itu berbeda dari OLTP dan mulai menerapkan kemampuan nyata OLAP ke dalam database mereka" (Powell, 2001). Paul Gray menegaskan bahwa sekitar 1993 data warehouse dan orang-orang EIS menemukan satu sama lain dan dua teknologi ceruk telah konvergen. Pada tahun 1995, data pergudangan dan World Wide Web mulai praktisi dan akademisi yang tertarik dampak dalam teknologi pendukung keputusan. DSS berbasis web dan web-enabled menjadi layak di sekitar 1995 .
Jadi masih sangat mungkin terjadi pengembangan sistem pendukung pengambilan keputusan pada saat sekarang ini, sebab dalam dunia teknologi yang terus berkembang akan menghasilkan ide-ide baru yang dapat mendukung system terdahulu bahkan mungkin bisa mengganti system yang telah di buat sebelumnya.
Penjelasan sistem
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen yang saling mendukung untuk mencapai sebuah tujuan atau kinarja dengan efektif, dan dapat mempermudah aliran informasi yang di perlukan agar dapat mempermudah kerja manusia.
Ada beberapa komponen sistem sebagai berikut:
Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik,
Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.
Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.
Lingkungan, tempat di mana sistem berada.
Proses pengambilan keputusan
PENGERTIAN Menurut Siagian (dalam Hasan, 2002:10) pengambilan keputusanadalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi danmengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
PENGERTIAN De Janasz dkk (2002: 19) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses dimana beberapa kemungkinan dapat dipertimbangkan dan diprioritaskan, yang hasilnya dipilih berdasarkan pilihan yang jelas dari salah, dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa proses pengambilan keputusan adalah suatu kegiatan individu dalam mengambil keputusan dengan memperkirakan perhitungan tang tepat, efektif, dan efisien.
Jenis keputusan
Keputusan terbagi menjadi dua jenis yaitu keputusan pribadi dan keputusan bersama.
Keputusan pribadi merupakan keputusan yang diambil untuk kepentingan diri sendiri dan dilakukan secara perorangan, dan keputusan ini tidak akan mempengaruhi orang lain sebab keputusan ini didasarkan untuk kepentingan pribadi suatu individu
Keputusan bersama merupakan keputusan yang diambil bedasarkan kesepakatan bersama dan untuk kepentingan bersama Keputusan bersama tidak boleh menguntungkan satu pihak dengan merugikan pihak lain sebab keputusan ini bersifat bersama sehingga harus adil dan dapat berguna utuk semua pihak yang memutuskan.
Keputusan dapat dikatagorikan memjadi 4 dari cara mendapat informasi yaitu keputusan refresentasi, empiris, Informasi, ekpolorasi.
Keputusan Refresentasi merupakan keputusan yang dihadapi dengan informasi yang cukup banyak, dan mengetahui dengan tepat bagaimana memanipulasi informasi tersebut.
Keputusan Empiris merupakan keputusan yang kurang memiliki informasi namun mengetahui bagaimana memperoleh informasi dan pada saat informasi itu diperoleh dinamakan keputusan empiris.
Keputusan Informasi merupakan keputusan yang kaya akan informasi, tetapi diliputi dengan kontroversi tentang bagaimana memperoleh informasi itu, dan selanjutnya akan menghasilkan keputusan informasi
Keputusan Ekpolorasi merupakan keputusan yang kurang akan informasi dan tidak ada kata sepakat yang dianut untuk memulai mencari informasi serta tidak tahu dari mana usaha pengambilan keputusan akan dimulai.
Karakteristik sistem pendukung keputusan
Sistem Pendukung Keputusan menyediakan dukungan untuk pengambil keputusan utamanya pada keadaan-keadaansemistruktur dan tidak terstruktur dengan menggabungkan penilaian manusia dan informasi komputerisasi.
Menyedikan dukungan untuk tingkat manajerial mulai dari eksekutif sampai manajer.
Menyedikan dukungan untuk kelompok individu, problemproblem yang kurang terstruktur memerlukan keterlibatan beberapa individu dari departemen-departemen yang lain dalam organisasi.
Sistem pendukung keputusan menyediakan dukungan kepada independen atau keputusan yang berlanjut.
Sistem pendukung keputusan memberikan dukungan kepada semua fase dalam proses pembuatan keputusan inteligence, design, choice dan impelementasi.
Sistem pendukung keputusan mendukung banyak proses dan gaya pengambilan keputusan.
Sistem pendukung keputusan adaptive terhadap waktu, pembuat keputusan harus reaktif bisa menghadapi perubahan-perubahan kondisi secara cepat dan merubah sistem pendukung keputusan harus fleksibel sehingga pengguna dapat menambah, menghapus, mengkombinasikan, merubah dan mengatur kembali terhadap elemen-elemen dasar.
Sistem pendukung keputusan mudah digunakan. Pengguna merasa berada dirumah saat bekerja dengan system, seperti
user friendly, fleksibelitas, kemampuan penggunaan grafik yang tinggi dan bahasa untuk berinteraksi dengan mesin seperti menggunakan bahasa inggris maka akan menaikan efektifitas dari sistem pendukung keputusan.
Sistem pendukung keputusan menaikkan efektifitas pembuatan keputusan baik dalam hal ketepatan waktu dan kualitas bukan pada biaya pembuatan keputusan atau biaya pemakaian waktu komputer.
Pembuat keputusan dapat mengontrol terhadap tahapantahapan pembuatan keputusan seperti pada tahap intelegence,
Komponen – komponen sistem pendukung keputusan
ada 3 komponen pendukung pengambilan keputusan sebagai berikut:
- Tahap Inteligence Suatu tahap proses seseorang dalam rangka pengambil keputusan untuk permasalahan yang dihadapi, terdiri dari aktivitas penelusuran, pendeteksian serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.
- Tahap Design Tahap proses pengambil keputusan setelah tahap intellegence meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi. Aktivitas yang biasanya dilakukan seperti menemukan, mengembangkan dan menganalisa alternatif tindakan yang dapat dilakukan.
- Tahap Choice Pada tahap ini dilakukan prosespemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
Tujuan DSS/SPK
Mengurangi resiko/akibat mengambil keputusan yang salah
Membantu individu untuk membuat keputusan tyang tepat
Membantu memecahkan masalah semi-terstruktur.
Dukungan manajer dalam mengambil keputusan masalah.
Meningkatkan efektivitas daripada efisiensi pengambilan keputusan
Mengapa menggunakan DSS
Agar dapat mempermudah dalam memutuskan suatu masalah yang sulit agar keputusan yang diambil tidak akan menimbulkan masalah yang lain, karna dengan DSS kita bisa melihat dari beberapa komponen yang mendukung dlam pengambilan keputusan itu sendiri
Sumber: penulis blog
Grup support system
Group Support System adalah satu lingkungan berbasis teknologi informasi yang mendukung pertemuan grup, yang didistribusikan secara geografis dan tak permanen. Lingkungan teknologi informasi termasuk, tapi tak terbatas pada, fasilitas terdistribusi, hardware dan software computer, teknologi audio dan video, prosedur, metodologi, bantuan-bantuan, dan grup data teraplikasi.
Tugas grup (Grup tasks) termasuk, tapi tak terbatas pada komunikasi, perencanaan, peneluran ide, penyelesaian masalah, diskusi isu, negosiasi, penyelesaian konflik, analisis dan desain system, dan aktivitas grup bersama-sama seperti persiapan dokumen dan sharing (saling berbagi). GSS mendukung banyak task / tugas lebih dari sekedar pengambilan keputusan, ia berfokus pada proses-proses yang digunakan oleh kelompok kerja.
Kelebihan Grup Support System :
1. Grup lebih memahami masalah dari pada individu
2. Grup lebih cepat menangkap kesalahan yang terjadi dari pada individu.
3. Grup memiliki lebih bnayka informasi
4. Sinergi dapat dihasilkan
Kekurangan Group Support System :
1. Tekanan sosial agar selalu menyesuaikan diri
2. Menghabiskan waktu,prosesnya lambat.
3. Keterbatasan koordinasi,perencanaan pertemuan yang jelek.
4. Kecendrungan anggota untuk mengandalkan saja yang lain dalam mengerjakan tugas.
Executive support system
Executive Information System (EIS) atau disebut juga sebagai Executive Support System (ESS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang memungkinkan pihak eksekutif untuk mengakses data dan informasi, sehingga dapat dilakukan pengidentifikasian masalah, pengeksplorasian solusi, dan menjadi dasar dalam proses perencanaan yang sifatnya strategis.
Definisi EIS menurut Rockart and De Long (1988):
EIS adalah sistem berbasis komputer yang:
- Melayani kebutuhan informasi top executive
- Mampu melakukan akses cepat untuk ketepatan informasi dan akses langsung guna pelaporan manajemen
- Perlu “user friendly” dengan dukungan grafis dan kelengkapan exception report serta berkemampuan “drill down” (memecah “data” menjadi lebih detil untuk identifikasi masalah)
- Mudah dihubungkan dengan pelayanan informasi secara on line dan dengan e-mail
- Definisi EIS menurut Watson, Houdeshel & Rainer
- EIS adalah sistem berbasis komputer untuk mendukung manajer puncak dalam mengakses informasi (dalam dan luar) secara
- mudah dan relevan dengan CSF (Critical Success Factor) organisasi untuk hal tersebut EIS perlu dilengkapi dengan metode
- komunikasi data modern, data grafik, penyimpanan dan pengaksesan data secara luas dan interface yang friendliness.
EIS mengintegrasikan data yang berasal dari sumber data internal maupun eksternal, kemudian melakukan transformasi data ke dalam bentuk rangkuman laporan yang berguna. Laporan ini biasanya digunakan oleh manajer dan level eksekutif untuk mengakses secara cepat laporan yang berasal dari seluruh perusahaan dan departemen, sehingga dapat diperoleh pengetahuan yang berguna bagi pihak eksekutif.
Adapun karakteristik teknologi informasi yang dibutuhkan oleh EIS adalah sebagai berikut :
1. Executive-friendly, sesuai dengan keahlian mengoperasikan komputer yang dimiliki oleh kalangan eksekutif.
Mudah digunakan dan mudah dipelajari.
2. Memungkinkan pengguna untuk meng-undo prosedur atau kembali ke tampilan layar yang diakses sebelumnya.
3. Memiliki on-line help.
4. Sesuai dengan kebutuhan eksekutif dalam hal kecepatan.
5. Graphic-oriented dan dapat menampilkan tampilan grafis yang bervariasi, sesuai dengan kebutuhan.
Expert system/sistem pakar
Sistem pakar atau dalam bahasa inggris Expert system adalah informasi dari para ahli pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Pengetahuan dari pakar di dalam sistem ini digunakan sebagi dasar oleh Sistem Pakar untuk menjawab pertanyaan (konsultasi). Pengetahuan membuat pakar dapat mengambil keputusan secara lebih baik dan lebih cepat daripada non-pakar dalam memecahkan problem yang kompleks.
Ada beberapa kelebihan sistem pakar diantaranya:
Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.
- Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.
- Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
- Meningkatkan output dan produktivitas.
- Meningkatkan kualitas.
- Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka).
- Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.
- Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.
- Memiliki reliabilitas.
- Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.
Ada juga kelemahan dari sistem paka tersebut diantaranya
- Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya relatif mahal karena diperlukan banyak data.
- Perlu admin khusus yang selalu update informasi dalam bidang yang sesuai dengan sistem pakar.
- Pengembangan perangkat lunak sistem pakar lebih sulit dibandingkan perangkat lunak konvensional.
- Susah dikembangkan.
- Membutuhkan waktu yang lama.
Artifisial Neural Network
Artificial neural network (ANN), atau juga disebut simulated neural network (SNN), atau umumnya hanya disebut neural network (NN)), adalah jaringan dari sekelompok unit pemroses kecil yang dimodelkan berdasarkan sistem saraf manusia. JST merupakan sistem adaptif yang dapat mengubah strukturnya untuk memecahkan masalah berdasarkan informasi eksternal maupun internal yang mengalir melalui jaringan tersebut. Oleh karena sifatnya yang adaptif, JST juga sering disebut dengan jaringan adaptif.
Saat ini bidang kecerdasan buatan dalam usahanya menirukan intelegensi manusia, belum mengadakan pendekatan dalam bentuk fisiknya melainkan dari sisi yang lain. Pertama-tama diadakan studi mengenai teori dasar mekanisme proses terjadinya intelegensi. Bidang ini disebut Cognitive Science. Dari teori dasar ini dibuatlah suatu model untuk disimulasikan pada komputer, dan dalam perkembangannya yang lebih lanjut dikenal berbagai sistem kecerdasan buatan yang salah satunya adalah jaringan saraf tiruan.
Referensi:
http://www.materidosen.com/2017/04/14-pengertian-sistem-informasi.html
http://tenyom-itforbusiness.blogspot.co.id/2012/01/sejarah-singkat-sistem-pendukung.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem
https://nerims.wordpress.com/2014/03/20/karakteristik-dan-kemampuan-sistem-pendukung-keputusan-spk/
https://jejenjaelani.wordpress.com/tag/group-support-system-expert-system/
https://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_saraf_tiruan
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengambilan_keputusan