Sabtu, 04 November 2017

Studi Kasus SPK dengan Metode AHP



Studi Kasus Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode AHP

Contoh Kasus
Menentukan prioritas dalam pemilihan mahasiswa terbaik:

Langkah Penyelesaian :

1.       Tetapkan permasalahan, kriteria dan sub kriteria (jika ada), dan alternative pilihan.
a)      Permasalahan : Menentukan prioritas mahasiswa terbaik
b)      Kriteria : IPK, Nilai TOEFL, Jabatan Organisasi,
c)       Subkriteria : IPK (Sangat baik : 3,5-4,00; Baik : 3,00-3,49; Cukup : 2,75-2,99)

TOEFL(Sangat baik : 506-600; Baik : 501-505 ; Cukup : 450 – 500)
Jabatan Organisasi (Ketua, Kordinator, Anggota)

CATATAN: Jumah kriteria dan sub kriteria, minimal 3. Karena jika hanya dua maka akan berpengaruh terhadap nilai CR (lihat tabel daftar rasio indeks konsistensi/RI) 

  1.   Membentuk matrik Pairwise Comparison,kriteria. Terlebih dahulu melakukan penilaian perbandingan dari kriteria.(Perbandingan ditentukan dengan mengamati kebijakan yang dianut oleh penilai) adalah :

a)      Kriteria IPK 4 kali lebih penting dari jabatan organisasi, dan 3 kali lebih penting dari TOEFL.
b)      Kriteria TOEFL 2 kali lebih penting dari jabatan organisasi

CATATAN: Terjadi 3 kali perbandingan terhadap 3 kriteria (IPK->jabatan, IPK->TOEFL, Jabatan->TOEFL). Jika ada 4 kriteria maka akan terjadi 6 kali perbandingan. Untuk memahaminya silahkan coba buat perbandingan terhadap 4 kriteria.

Sehingga matrik matrik Pairwise Comparison untuk kriteria adalah :

IPK
TOEFL
Jabatan
IPK
1
3
4
TOEFL
1/3
1
2
Jabatan
1/4
1/2
1

Cara mendapatkan nilai-nilai di atas adalah :
Perbandingan di atas adalah dengan membandingkan kolom yang terletak paling kiri dengan setiap kolom ke dua, ketiga dan keempat.

Perbandingan terhadap dirinya sendiri, akan menghasilkan nilai 1. Sehingga nilai satu akan tampil secara diagonal. (IPK teradap IPK, TOEFL terhadap TOEFL dan Jabatan terhadap ajabatan)
Perbandingan kolom kiri dengan kolom-kolom selanjutnya. Misalkan nilai 3, didapatkan dari perbandingan IPK yang 3 kali lebih penting dari TOEFL (lihat nilai perbandingan di atas)
Perbandingan kolom kiri dengan kolom-kolom selanjutnya. Misalkan nilai ¼ didapatkan dari perbandingan Jabatan dengan IPK (ingat, IPK 4 kali lebih penting dari jabatan sehingga nilai jabatan adalah ¼ dari IPK)

3.       Menentukan rangking kriteria dalam bentuk vector prioritas (disebut juga eigen vector ternormalisasi).

1.       Ubah matriks Pairwise Comparison ke bentuk desimal dan jumlahkan tiap kolom tersebut.

IPK
TOEFL
Jabatan


IPK
1,000
3,000
4,000
TOEFL
0,333
1,000
2,000
Jabatan
0,250
0,500
1,000
JUMLAH
1,583
4,500
7,000






2.       Bagi elemen-elemen tiap kolom dengan jumah kolom yang bersangkutan.

IPK

TOEFL
Jabatan
IPK
0,632

0,667
0,571
TOEFL
0,211

0,222
0,286
Jabatan
0,158

0,111
0,143

Contoh : Nilai 0,632 adalah hasil dari pembagian antara nilai 1,000/1,583 dst.

3.       Hitung Eigen Vektor normalisasi dengan cara : jumlahkan tiap baris kemudian dibagi dengan jumlah kriteria. Jumlah kriteria dalam kasus ini adalah 3.


IPK
TOEFL
Jabatan
Jumlah Baris
Eigen Vektor Normalisasi
IPK
0,632
0,667
0,571
1,870
0,623
TOEFL
0,211
0,222
0,286
0,718
0,239
Jabatan
0,158
0,111
0,143
0,412
0,137

ü  Nilai 1,870 adalah hasil dari penjumlahan 0,632+0,667+0,571
ü  Nilai 0,623 adalah hasil dari 1,870/3.

·         Menentukan nilai Eigen Maksimum (λmaks).
Λmaks diperoleh dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom matrik Pairwise Comparison ke bentuk desimal dengan vector eigen normalisasi.

Λmaks = (1,583 x 0,623 )+(4,500 x 0,239)+(7,000 x 0,137) = 3,025

·         Menghitung Indeks Konsistensi (CI)
CI = (λmaks-n)/n-1 = 0,013

·         Rasio Konsistensi =CI/RI, nilai RI untuk n = 3 adalah 0,58 (lihatDaftar Indeks random konsistensi (RI))
CR = CI/RI = 0,013/0,58 = 0,022
Karena CR < 0,100 berari preferensi pembobotan adalah konsisten

4.       Untuk matrik Pairwise Comparison sub kriteria, saya asumsikan memiliki nilai yang sama dengan matrik Pairwise Comparison kriteria. Anda bisa mencoba merubah nilai pembobotan jika ingin lebih memahami pembentukan matrik ini.

a)      Sub kriteria IPK

Sangat Baik
Baik
Cukup
Jumlah Baris
Eigen Vektor Normalisasi
Sangat Baik
0,632
0,667
0,571
1,870
0,623
Baik
0,211
0,222
0,286
0,718
0,239
Cukup
0,158
0,111
0,143
0,412
0,137

b)      Sub Kriteria TOEFL

Sangat Baik
Baik
Cukup
Jumlah Baris
Eigen Vektor Normalisasi
Sangat Baik
0,632
0,667
0,571
1,870
0,623
Baik
0,211
0,222
0,286
0,718
0,239
Cukup
0,158
0,111
0,143
0,412
0,137







 
c)       Sub Kriteria Jabatan Organisasi


Ketua
Koordinator
Anggota
Jumlah Baris
Eigen Vektor Normalisasi
Ketua
0,632
0,667
0,571
1,870
0,623
Koordinator
0,211
0,222
0,286
0,718
0,239
Anggota
0,158
0,111
0,143
0,412
0,137


5.       Terakhir adalah menentukan rangking dari alternatif dengan cara menghitung eigen vector untuk tiap kirteria dan sub kriteria.

IPK
TOEFL
Jabatan Organisasi
HASIL
Ifan
1
3
3
0,440
Rudy
3
3
1
0,204
Anton
1
2
2
0,479

§  Nilai bobot diperoleh dari kondisi yang dimiliki oleh alternatif. Contoh pada Ifan, yang memiliki IPK 3,86 (sangat baik), maka diberikan bobot 1 (2 untuk baik dan 3 untuk cukup). Ifan memiliki nilai TOEFL 470 (cukup), sehingga diberikan bobot 3 dan jabatan organisasi adalah anggota dengan bobot 3 (1 untuk ketua dan 2 untuk koordinator).

§  Hasil diperoleh dari perkalian nilai vector kriteria dengan vector sub kriteria. Dan setiap hasil perkalian kriteria dan subkriteria masing-masing kolom dijumlahkan. Contoh Ifan, pada kolom IPK (eigen vector : 0,623) dikalikan dengan sub kriteria IPK yaitu sangat baik (eigen vector : 0,623).dst

§  (IPK x Sangat Baik + TOEFL x Sangat Baik + Jabatan Organisasi x Anggota) = 0,440

§  Dari hasil di atas, Anton memiliki nilai paling tinggi sehingga layak menjadi mahasiswa terbaik..

v  Metode AHP bisa digunakan untuk menentukan segala kasus yang membutuhkan output berupa prioritas dari hasil perangkingan. Syarat kriteria yang digunakan adalah data yang “seimbang” (misal data mahasiswa Kampus XYZ bisa dibandingkan dengan kampus ABC, tidak bisa dibandnigkan dengan sekolah XXX).

SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
Ø  Metode  ini mampu untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat.
Ø  Dengan memakai metode ini, kesalahan-kesalahan yang dilakukan ketika pengambilan keputusan seperti keterlambatan dalam mengambil keputusan dapat berkurang.
Ø  Aplikasi dibuat fleksibel sehingga dapat memungkinkan personal maupun departemen untuk dapat mengubah nilai dari kriteria-kriteria yang ada.
Share:

BTemplates.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.